Sebelumnya tak pernah terbayang saya akan bisa menjilid makalah atau paper seperti ini. Semuanya berawal ketika anak saya sudah kuliah. Tak pernah terbayang juga bahwa perkuliahannya begitu ketat dengan tugas-tugas yang numpuk dalam waktu yang bersamaan. Bulan-bulan pertama kuliah dia seringkali nangis karena selalu kekurangan waktu untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Sudah begadang sampai subuh tetap saja tidak beres. Belum lagi beberapa mata kuliah yang tugas-tugasnya harus ditulis tangan.
Karena kondisinya seperti itu sering kali makalah atau papernya baru selesai hampir tengah malam sehingga tidak mungkin bisa pergi ke tempat penjilidan. Sedangkan esok paginya harus sudah dikumpul. Saya mencari akal untuk mengatasi hal ini. Satu-satunya cara saya harus bisa melakukan penjilidan sehingga setiap saat bisa menjilid makalahnya kapan pun. Untuk itu mulailah saya mengira-ngira apa saja yang dibutuhkan.
Saya kemudian membeli semua kebutuhan untuk itu mulai dari staipler, lakban hitam, kertas sampul warna sesuai yang dibutuhkan, plastik transparan, cutter/gunting. Hasilnya? Seperti tampak dalam gambar. Walaupun tidak rapi-rapi amat, setidaknya lumayanlah, tidak mesti pusing kejar-kejaran dengan jam tutupnya tempat penjilidan. Sekarang jilid-menjilid tak jadi masalah lagi. Tidak peduli jam berapa pun dia selesai membuat tugasnya, si tukang jilid selalu siap sedia. Duapuluh empat jam. 😀
Moral of the story? Bukan lagi ‘alah bisa karena biasa, tapi… alah bisa karena kepepet.’ 😀